EXPRESI.co, SAMARINDA – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) mencatat capaian signifikan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Selama sebulan terakhir, terhitung mulai 6 Juni hingga 7 Juli 2025, sebanyak 49.110 warga Kaltim telah memanfaatkan layanan ini.

Program Cek Kesehatan G merupakan inisiatif berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup masyarakat.
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, pada Senin (7/7/2025) di Samarinda, menegaskan bahwa deteksi dini adalah kunci utama dalam memerangi penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes.

“Masyarakat kerap tidak menyadari kondisi kesehatan mereka, bahkan merasa baik-baik saja, padahal berisiko tinggi terkena PTM,” ujarnya.

Pemeriksaan kesehatan rutin menjadi krusial, terutama bagi kelompok usia lanjut, untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam kualitas hidup. Saat ini, angka harapan hidup di Kaltim mencapai 74,7 tahun, mendekati target 75 tahun.

Namun, Jaya mengingatkan bahwa peningkatan ini harus diimbangi dengan upaya menjaga kesehatan agar warga lansia tetap produktif.

“Penting untuk menjaga kesehatan sejak usia muda agar saat mencapai usia pensiun, kita tetap sehat dan aktif,” tambahnya.

Jaya menyoroti angka PTM di Kaltim termasuk dalam lima besar nasional, menjadikan pencegahan sebagai prioritas utama. Ia menekankan pentingnya investasi kesehatan sejak usia remaja hingga 40 tahun karena hal itu akan sangat memengaruhi kualitas hidup di atas 50 tahun.

Untuk menjaga kesehatan secara optimal, Jaya menekankan tiga aspek penting: fisik, gaya hidup, dan mental. Ini mencakup aktivitas olahraga teratur, pola makan seimbang, istirahat cukup, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

“Aspek mental, seperti pengelolaan stres, juga tak kalah penting,” ungkapnya.
Layanan CKG menawarkan berbagai aspek kesehatan dasar dan dapat diakses dengan mudah hanya dengan membawa KTP atau Kartu Keluarga.

Data pemanfaatan CKG menunjukkan antusiasme yang bervariasi di setiap kabupaten/kota. Kutai Kartanegara menjadi wilayah dengan tingkat partisipasi paling tinggi, yakni 22.132 orang, disusul oleh Bontang (10.186 orang), Paser (7.254 orang), dan Samarinda (4.838 orang).
Wilayah lainnya yang juga memanfaatkan layanan ini adalah Balikpapan (2.615 orang), Kutai Timur (772 orang), Kutai Barat (754 orang), Penajam Paser Utara (273 orang), dan Mahakam Ulu (22 orang). (*)