EXPRESI.co, BONTANG – Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut.
Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul komplikasi serius.
Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Fungsinya adalah untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Serviks juga berfungsi melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar.
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Berdasarkan penelitian pada tahun 2020, ada lebih dari 600.000 kasus kanker serviks dengan 342.000 kematian di seluruh dunia.
Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dari seluruh kasus kanker pada tahun 2020. Tercatat ada lebih dari 36.000 kasus dan 21.000 kematian akibat kanker ini.
Mengantisipasi hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang terus melakukan inovasi untuk melakukan pendeteksian dini penyakit tersebut.
Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe, melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Desi Ekawati yang juga merupakan Pemegang Program Usia Produktif, mengungkapkan untuk Bontang sendiri angka capaian pemeriksaan tersebut masih jauh dari standar yang ditetapkan Kementrian Kesehatan sebesar 85 persen.
Meski begitu, Desi menjelaskan pihaknya tidak mati langkah untuk meningkatkan pemeriksaan itu. Desi menyebut pihaknya akan segera menghadirkan alat skrining terbaru dengan HVP (Human papillomavirus) DNA, yang bisa dilakukan menggunakan cairan urin.
“Kami berharap dengan HVP DNA ini bisa mendongkrak angka skrining atau pemeriksaan secara dini,” ujar dia saat ditemui, Rabu (17/7/2024).
Terlebih secara uji klinis, akurasi HVP DNA via urin akurasinya mencapai 75-95 persen. Meski begitu karena saat ini alat tersebut baru hadir di akhir tahun, Desi juga tetap menyampaikan bahwa sebenarnya demi kesehatan tetap haru memeriksakan meski tidak dengan alat HVP DNA itu.
“Sebenarnya dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) juga bisa, toh gratis, terlebih lagi tersedia di semua puskesmas di Bontang,” tandas dia. (Ca/Adv)
Tinggalkan Balasan