EXPRESI.co, BONTANG — Penambahan Rute kapal Bontang-Mamuju dan Bontang-Surabaya di pelabuhan Loktuan tahun depan diprediksi menjadi jalur akses masuk perekonomian di Kota Taman.

Tapi, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Bontang, Lulyana Ramdani mewanti-wanti risiko aktivitas peredaran narkoba yang masuk seiring mobilitas ekonomi yang meningkat melalui pelabuhan Loktuan.

“Jangan sampai ekonomi bertambah, tapi kita tidak bisa mencegah narkoba, rusak sudah Kota Bontang,” ungkapnya saat rapat koordinasi bersama PT Laut Bontang Bersinar (LBB), Kamis Sore, 16 Oktober 2025.

Lulyana mengaku kaget mengetahui proses pemeriksaan pintu masuk penumpang di pelabuhan Loktuan saat turun langsung di lapangan beberapa waktu lalu.

Pelabuhan hanya melakukan pengawasan dengan cara memeriksa kesesuaian data penumpang. Tidak hanya itu, barang bawaan setiap penumpang dan muatan besar kapal tidak punya pemeriksaan khusus.

Lulyana menilai pengawasan di pelabuhan Loktuan masih minim dan rawan terjadi akses masuk peredaran narkoba di Kota Bontang.

“Pintu masuk cuman sobek tiket terus masuk, barang bawaan itu lepas (pemeriksaan) semuanya,” ujarnya.

Selain itu, Lulyana menyoroti kasus peredaran 44 kilogram narkotika berjenis sabu melalui jalur pelabuhan Samarinda ke Pare-Pare pada September lalu.

Diberitakan sebelumnya, aparat Polres Pare-Pare menangkap pelaku yang memasukkan sabu-sabu ke dalam dua karung yang dikemas dalam teh Cina.

Barang senilai Rp 44 Milyar itu berhasil menyeberangi Samarinda menuju Sulawesi Selatan menggunakan kapal KM Aditya.

Menurut Lulyana, peredaran ini bisa terjadi karena banyak pelabuhan yang tidak memiliki standar pengawasan yang tinggi.

Pengedar akan selalu mencari celah agar narkoba bisa menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, termasuk melalui pelabuhan Loktuan.

“Jangan sampai ekonomi meningkat justru dibumbui oleh barang-barang yang merusak SDM kita,” pungkasnya. (Labib)