EXPRESI.co, BONTANG – Gaya hidup kalangan dokter yang kian elitis dinilai menjadi penyebab renggangnya hubungan dokter dengan pasien di rumah sakit. Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) Bontang menyebut fenomena ini berangkat dari pola komunikasi yang timpang, di mana dokter sering menempatkan diri pada posisi sosial yang lebih tinggi dibanding pasien.

Hal itu diamini Direktur RSUD Taman Husada Bontang, Suhardi. Ia tidak menampik ada sebagian dokter yang menjadikan status ekonomi dan profesinya sebagai simbol elit.

Dia bilang, memang ada sebagian kalangan dokter yang kehidupan sosial dan ekonominya terangkat karena profesinya “kemudian menjadi sebuah elit tersendiri, pasti ada kalau berbicara orang per orang,” ujarnya kepada Expresi.co, Senin (15/9/2025).

Ia menilai, ketika rumah sakit beroperasi sebatas jasa transaksional, relasi dokter–pasien otomatis bergeser. Pasien tak lagi ditempatkan sebagai subjek, melainkan konsumen yang dilihat dari sudut pandang strata sosial.

“Kalau komunikasi dibangun dari relasi atas–bawah, pasti tidak baik. Apalagi ada yang merasa harus dihormati karena posisi di atas. Itu akan merusak kepercayaan,” ujarnya.

Ia juga melihat perkembangan bidang kesehatan sebagai industri besar menciptakan relasi dokter dan pasien yang besifat traksaksional di lingkungan rumah sakit.

Selain itu, Suhardi mengingatkan peran besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mengedukasi etika di kalangan dokter. Apa lagi ia menyinggung adanya kasus-kasus mengenai arogansi dokter dalam menyampaikan informasi ke pasien dan keluargnya.

“Saya loh posisinya diatas harus diihargai, harus dihormati seperti itu pasti (komunikasi) menjadi kurang baik, kalau sudah memposisikan seperti itu,” ujar Suhardi.

Diketahui sebelumnya, Ketua MKEK, Nurul Fathoni juga menyoroti regulasi kesehatan yang makin menyerupai industri kapitalistik. Menurutnya, rumah sakit kini bukan hanya tempat pelayanan kesehatan, melainkan juga bagian dari bisnis besar.

“Kita tahu banyak grup-grup rumah sakit yang sekarang ini menguasai seluruh Indonesia dengan segmen yang ada, kita diperhadapakan oleh itu semua,” ujar Fathoni saat pelantikan IDI Bontang (14/9/2025).