Perjelas Pengelolaan BLUD, Dewan Panggil Pihak RSUD

Redaksi

EXPRESI.co, BONTANG – Anggota DPRD Kota Bontang Bakhtiar Wakkang meminta kejelasan terkait pengelolaan dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang.

Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang menyimpan dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Bankaltimtara. Akan tetapi deviden yang didapatkan dari bank milik daerah itu, dinilai kecil.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang memberikan penyertaan modal ke Bankaltimtara. Hal itu bertujuan agar modal yang diberikan ke bank milik daerah tersebut, dengan harapan mendapatkan dividen (untung) yang banyak untuk kas daerah.

“RSUD mungkin bisa jelaskan kenapa ada bank lain yang digunakan untuk menyimpan cadangan dana BLUD selain Bankaltimtara,” tanya BW, Senin (15/8/2022) di Gedung DPRD Bontang.

Sementara, Anggota Dewa Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang lainnya, Nursalam mengatakan persoalan penyimpanan kas keuangan ataupun jenis lainnya tidak menjadi soal untuk ditempatkan di bank mana saja.

Menurutnya, tidak ada keharusan yang ditetapkan agar keuangan ditempatkan di Bankaltimtara. Menteri Keuangan (Menkeu) kata dia, juga telah memberikan sinyal dan membuka ruang kepada daerah dalam rangka percepatan ekonomi secara nasional untuk memperbolehkan di bank mana saja ketika itu menguntungkan.

BACA JUGA:  Reses Yassier Arafat, Warga Minta Penerangan Jalan dan CCTV

Dengan perbedaan benefit yang didapatkan menjadi pertimbangan, maka itu merupakan suatu hal yang wajar.

“Sebenarnya kalau mau RSUD simpan dimana saja, gak ada aturan satupun yang kemudian mengharuskan ke Bankaltimtara, karena kalau lihat perbedaan benefitnya bagaikan bumi dan langit. Kalau Bankaltimtara hitungannya ratusan ribu, sementara BRI jutaan,” ungkapnya.

Menurutnya, jika pihak Bankaltimtara mempermasalahkan RSUD memindahkan dana BLUD ke bank konvensional lainnya, maka kata Salam, bank daerah ini harus membuka diri setidaknya mendekati apa yang sudah diterima oleh RSUD Taman Husada Bontang.

“Kalau memang mau dipindahkan apa tawarannya. Betul saja apa yang dilakukan RSUD. Apalagi tidak ada regulasi yang menghalangi itu. Orientasinya kan keuntungan, dimana ada keuntungan tentu dana BLUD akan menempuh itu. Jadi kalau saya silahkan saja,” tuturnya.

Lanjut Politikus Golkar itu, bahkan sebetulnya pemerintah sudah mengarahkan orientasi penyimpanan dana Silpa daerah didepositokan ke bank-bank konvensional lainnya yang memang menguntungkan tidak hanya di Bankaltimtara.

“Terlepas dari itu juga, Bankaltimtara selama ini juga menjadi tempat menyimpan modal. Jelas Menkeu mengarahkan kepada pemerintah daerah untuk mendepositokan uang yang tidak terpakai untuk mendapatkan keuntungan dari bank-bank konvensional lainnya,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Kebijakan Tong Sampah Terus Disorot Dewan

Menanggapi hal itu, Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan RSUD Tamah Husada Bontang, Muhammad Aspianur menjelaskan, pihaknya membuka kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

“Kemarin pas Covid-19, Kemenkes itu melanjutkan transfer rekening, semua di BRI,” jelasnya.

Kata dia, di RSUD ada 3 bank yang digunakan untuk melakukan transaksi, selain Bankaltimtara dan BRI, ada juga Bank Mandiri, namun untuk bank ini sudah dihentikan sejak 2017 lalu.

Pihaknya pun mengaku bekerjasama dengan bank BRI memberikan dampak yang cukup baik bagi RSUD Bontang. Pasalnya, suku bunga yang diberikan jauh lebih besar dibanding dengan Bankaltimtara. Selain itu, BRI juga memberikan mobil ambulans ke RSUD sebagai bentuk CSR.

Lebih jauh, RSUD menyimpan dana di BRI senilai Rp 35 miliar, setiap bulannya mendapat Rp 39 juta, sementara Bankaltimtara, modal yang diberikan Rp 5 miliar, setiap bulannya RSUD hanya menerima Rp 900 ribu.

“BRI menawarkan ke kami, seperti ambulans, harganya tidak dilaporkan ke kami, tapi perkiraan harganya bisa mencapai Rp 100-200 jutaan,” imbuhnya. (Fn)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Tags

Ads - Before Footer