Penurunan Kasus DBD di Bontang: Hasil Upaya Bersama Warga dan Pemerintah

Redaksi

Ketua Tim Kerja Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bontang, Nur Ilham. (Dok: Expresi)

EXPRESI.co, BONTANG — Kota Bontang mencatatkan penurunan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, jumlah kasus DBD pada bulan Agustus 2024 turun menjadi 30 kasus dari 40 kasus pada bulan Juli. Penurunan ini menjadi kabar baik, namun upaya pemberantasan nyamuk penyebab DBD tetap menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat.

Ketua Tim Kerja Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bontang, Nur Ilham, menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pencegahan DBD. Menurutnya, pemberantasan sarang nyamuk harus menjadi upaya kolektif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan.

“Kami terus mengimbau warga untuk aktif dalam membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti tampungan air yang sering menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Langkah-langkah sederhana seperti ini bisa mencegah penyebaran DBD secara signifikan,” ujar Nur Ilham saat ditemui pada Sabtu (21/9/2024).

BACA JUGA:  Antara Senang dan Sedih, Suwarni Terima Kompensasi Tol Jogja-Bawen Nyaris Rp3 Miliar

Selain mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, Dinas Kesehatan Bontang juga melakukan berbagai tindakan pencegahan lainnya. Salah satunya adalah surveilans di fasilitas kesehatan (faskes) untuk memantau perkembangan kasus DBD, serta penyelidikan epidemiologi yang bertujuan menilai potensi penularan. Program implementasi wolbachia—sejenis bakteri yang dapat mengurangi kemampuan nyamuk menularkan virus—juga turut dilaksanakan.

“Surveilans dan penyelidikan epidemiologi sangat penting untuk mendeteksi dan menilai potensi penyebaran DBD. Dengan data yang akurat, kami bisa melakukan langkah-langkah yang lebih tepat untuk mencegah penularan,” lanjut Nur Ilham.

Berdasarkan data terbaru, kasus DBD tersebar di tiga kecamatan di Bontang. Di Kecamatan Bontang Selatan, tercatat 6 kasus, dengan wilayah yang terdampak antara lain Berbas Tengah (3 kasus), Bontang Lestari (1 kasus), dan Berbas Pantai (2 kasus). Kecamatan Bontang Utara mengalami jumlah kasus yang lebih tinggi, yakni 17 kasus, tersebar di beberapa kelurahan seperti Bontang Baru (3 kasus), Api-api (4 kasus), dan Loktuan (6 kasus). Sementara di Kecamatan Bontang Barat, tercatat ada 7 kasus, dengan Kelurahan Belimbing menjadi wilayah yang paling terdampak (4 kasus).

BACA JUGA:  Acara Puncak HAGARNAS Kaltim 2024, Gerai Skrining Kesehatan Bontang Ramai Dikunjungi Peserta

Meski angka penurunan kasus ini menjadi kabar baik, upaya pencegahan harus terus digalakkan. Menurut Nur Ilham, salah satu tantangan utama adalah mempertahankan kesadaran masyarakat untuk terus waspada, terutama selama musim hujan yang rentan terhadap penyebaran DBD.

“Kita tidak boleh lengah. Meski angka kasus menurun, kita harus terus menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan langkah-langkah preventif. Kami berharap masyarakat tetap proaktif dalam memberantas sarang nyamuk agar kasus DBD bisa terus ditekan,” pungkasnya.

Dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan penurunan kasus DBD di Bontang bisa berlanjut. Langkah sederhana seperti membersihkan lingkungan dan memantau tempat berkembang biak nyamuk menjadi kunci dalam menghindari wabah DBD di masa mendatang. (Fn/Adv)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Tags

Ads - Before Footer