Austin Li Jiaqi, sala satu influencer media sosial terbesar di Tiongkok saat ini, terancam tamat karirnya. Meski memiliki 64 juta follower di situs e-commerce Taobao, namun Jiaqi tidak bisa mengimbangi kemampuan sensor Partai Komunis Cina. Dalam livestreaming pada 3 Juni 2022 lalu, Jiaqi tidak menyadari bila salah satu kue yang dia tampilkan menyinggung isu paling tabu dalam sejarah Tiongkok modern.
Bersama salah satu co-host yang sering menemaninya bikin konten, Jiaqi membicarakan tren cake yang diberi dekorasi unik. Salah satunya adalah cake berbentuk tank, dihiasi coklat sebagai meriamnya. Apes bagi Jiaqi, karena momen livestreaming itu hanya berselang sehari dari 4 Juni, tanggal peringatan momen paling tragis Tragedi Tiananmen, yakni terjadinya pembantaian mahasiswa di Beijing, pada 33 tahun lalu.
Tayangan itu dihentikan di tengah jalan. Akunnya tiba-tiba kena suspend di Taobao. Videonya yang sempat dibagikan ulang ke Weibo, semacam platform Twitter khusus di Tiongkok, juga ikut hilang. Bagi orang yang profesinya influencer, “penghilangan” mendadak ini bagaikan hukuman mati.
Pembantaian di alun-alun Tiananmen selalu menjadi kerikil sejarah yang menghantui rezim partai komunis. Upaya belasan ribu mahasiswa berunjuk rasa untuk mengubah Tiongkok jadi negara demokrasi gagal total, setelah petinggi. partai mengerahkan tentara disertai tank lapis baja menghabisi anak-anak muda mulai malam 3 Juni hingga 4 Juni 1989.
Akibat insiden yang memicu kecaman internasional itu, rezim komunis di Beijing berusaha menghapus ingatan publik mengenai Tiananmen. Termasuk segala kata kunci yang terkait dengannya di internet. Mulai dari tank, demonstrasi, sampai kata ‘Tiananmen’, tidak akan bisa kalian akses bila menggunakan akses internet di Tiongkok. Tragedi itu tidak boleh didiskusikan, apalagi dirayakan.
Jiaqi, tragisnya, adalah wakil dari generasi influencer muda yang sebetulnya tidak menyadari pernah ada tragedi pembantaian Tiananmen. Dia lahir 1992, tumbuh besar dalam sistem pendidikan Tiongkok yang tidak membahas insiden itu sama sekali.
“Dia dan timnya saat livestreaming pasti menganggap 4 Juni itu hari biasa di Tiongkok, makanya dia membuat konten soal cake berbentuk tank,” kata Eric Liu, pengamat isu sensor di internet Tiongkok dari lembaga China Digital Times. “Bagaimanapun, kasus Jiaqi ini menunjukkan aparat sensor di Tiongkok masih bekerja dengan efektif,” imbuh Liu saat dihubungi VICE World News.
Penggemar Jiaqi bukannya diam saja. Mereka berusaha membahasnya di Weibo. Namun, setiap komen yang berusaha menjelaskan kalau akun idola mereka kena suspend karena tak sengaja memperingati tragedi Tiananmen akan kena banned dengan cepat. Hanya komentar yang netral, tidak tahu menahu, atau cenderung pro pada narasi sejarah versi pemerintah Tiongkok yang tidak terhapus.
“Weibo dan platform lain yang disensor pemerintah Tiongkok tidak akan langsung melarang kata kunci Li Jiaqi. Itu terlalu mencolok. Tapi yang dihapus secara manual oleh para petugas sensor adalah komen yang menjelaskan alasan livestreaming Jiaqi soal tank dihapus,” urai Liu, yang pernah menjadi moderator konten bagi Weibo sebelum migrasi ke Amerika Serikat.
Sebagian netizen Tiongkok yang cukup umur dan paham soal Tragedi Tiananmen, berusaha berkomentar dengan hati-hati merespons kasus hilangnya tayangan Jiaqi. “Sudahlah, mending kita belaga gila, buta, dan tuli sekalian,” tulis satu akun di Weibo.
Setelah penghentian tayangan itu, Jiaqi belum mengunggah konten apapun. Padahal dia rutin bikin livestraming setiap hari sebelum insiden cake bentuk tank. Pada 7 Juni, Jiaqi sampai tidak merespons konten ucapan ultah dari fansnya di medsos, yang sebelumnya dia rayakan dengan bikin livestreaming panjang.
Nama Jiaqi mulai tenar di Taobao sejak 2019 karena sering mengulas skincare serta produk-produk kecantikan lainnya. Dia punya julukan “lipstick king” karena endorse-nya terhadap lipstik tertentu bisa membuat merek yang dia sebut laris manis di platform e-commerce.
Tinggalkan Balasan