EXPRESI.co, KUKAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) sudah mulai melaksanakan pembangunan jembatan alternatif di Tenggarong yang ditargetkan rampung pada akhir 2026.
Jembatan baru ini dibangun sekitar 100 meter dari jembatan besi lama, sebagai solusi atas kebutuhan lalu lintas yang semakin padat sekaligus menjaga kelestarian warisan sejarah daerah.
Jembatan tersebut akan menghubungkan Jalan Danau Semayang hingga Jalan Monumen Barat, dan dirancang sebagai pengurai kepadatan di pusat kota, khususnya dari arah Jalan Imam Bonjol, Jalan Kartini, dan Jalan Ahmad Yani.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengungkapkan bahwa keputusan membangun jembatan di titik baru diambil setelah munculnya pro dan kontra dari masyarakat terkait rencana awal merehabilitasi jembatan besi lama. Seiring kajian yang lebih dalam, jembatan besi lama akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya.
“Rona awalnya ternyata belum dikaji secara komprehensif, terutama dari sisi historis dan sosial,” jelas Edi.
Langkah untuk tidak mengganggu jembatan lama diapresiasi sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai sejarah dan identitas kota. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar pun segera menyesuaikan perencanaan teknis agar pembangunan jembatan baru tidak mengganggu fungsi dan estetika kawasan sekitar.
Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, menjelaskan bahwa pembangunan dilakukan dengan pendekatan efisiensi anggaran. Salah satu contohnya ialah revisi pengadaan girder yang semula dianggarkan Rp30 miliar, kini dikoreksi menjadi Rp20 miliar oleh inspektorat. Dana sisanya dialihkan untuk penambahan tiang pancang di tengah sungai guna memperkuat struktur jembatan.
“Kita maksimalkan dana yang tersedia. Dengan efisiensi itu, jembatan tetap bisa fungsional tanpa mengurangi kualitas teknisnya,” kata Wiyono.
Jika berjalan sesuai rencana, konstruksi jembatan akan selesai dalam waktu satu tahun. Pemerintah menargetkan jembatan bisa mulai digunakan pada Desember 2025, dan beroperasi penuh paling lambat akhir 2026. (Adv)

Tinggalkan Balasan