EXPRESI.co  — Harga emas dunia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada hari Jumat, 16 Agustus 2024, dengan harga mencapai US$2.507,28 per troy ons di pasar spot. Kenaikan ini mencerminkan lonjakan signifikan sebesar 2,08% dibandingkan posisi sebelumnya, menandai pencapaian baru yang menggembirakan bagi investor logam mulia.

Penyebab Lonjakan Harga

Rekor harga emas ini dipicu oleh dua faktor utama: melemahnya dolar Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pelemahan dolar, yang diukur melalui Indeks Dolar (DXY), mengalami penurunan sebesar 0,4% dan mencatat kerugian minggu keempat berturut-turut. Penurunan ini membuat emas menjadi lebih menarik bagi pembeli internasional, meningkatkan permintaan terhadap logam mulia tersebut.

Ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) juga menjadi pendorong utama. Para investor memperkirakan bahwa The Fed akan mengurangi suku bunga pada pertemuan mendatang di bulan September. Ini mendorong banyak investor untuk beralih ke emas sebagai aset lindung nilai dalam lingkungan suku bunga rendah.

Pandangan dari Para Analis

Tai Wong, pedagang logam independen dari New York, menjelaskan, “Emas melonjak ke titik tertinggi baru sepanjang masa dan menembus $2.500 setelah dua minggu perdagangan yang sangat bergejolak. Para investor akhirnya memaksakan kehendak mereka.”

Sementara itu, perhatian investor kini beralih ke simposium ekonomi tahunan Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming, di mana Ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan akan menyampaikan pidato mengenai prospek ekonomi. Rilis data inflasi produsen dan konsumen untuk bulan Juli, yang menunjukkan tanda-tanda meredanya inflasi, dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan penurunan suku bunga 25 basis poin bulan depan.

Austan Goolsbee, Presiden Fed Bank of Chicago, menyatakan bahwa ekonomi AS tidak menunjukkan tanda-tanda terlalu panas, sehingga pejabat bank sentral perlu berhati-hati dalam mempertahankan kebijakan restriktif lebih lama dari yang diperlukan.

Faktor Geopolitik yang Mendorong Permintaan

Ketegangan geopolitik, seperti perselisihan yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan potensi eskalasi konflik dengan Iran, serta perang di Ukraina, juga berkontribusi pada lonjakan permintaan emas. Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins, mengungkapkan, “Perselisihan geopolitik dan ketidakpastian global berperan besar dalam meningkatkan permintaan emas sebagai tempat berlindung yang aman.”

Emas batangan terus menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Dalam kondisi suku bunga rendah dan ketidakpastian global, emas semakin dianggap sebagai aset yang stabil dan menguntungkan. Dengan harga yang mencapai rekor tertinggi, jelas bahwa logam mulia ini terus menjadi aset penting dalam portofolio investasi global.