Kasus unik melibatkan binatang liar membuat pusing warga desa Lavul Negara Bagian Maharashtra, India. Dua ekor monyet dari hutan di dekat desa menyerang serta membunuh sekitar 250 anak anjing selama enam bulan terakhir. Ada rumor yang beredar, bahwa dua monyet itu dendam, dipicu insiden bayi monyet tewas diterkam gerombolan anjing.

Merujuk laporan media lokal, monyet yang menyerang anjing-anjing itu berjenis langur, sengaja mengincar anak anjing yang berusia kurang dari tiga bulan. Anak anjing akan diseret monyet ke atas pohon atau bangunan tinggi di desa, untuk kemudian dijatuhkan. Banyak saksi mata berulang kali menyaksikan monyet yang sama menjatuhkan anjing dari ketinggian di kawasan Majalgaon atau Lavul.

Akibat serangan beruntun itu, penduduk Lavul mengaku tidak tersisa lagi anak anjing di desa mereka. Sitaram Naibal, salah satu warga desa, sampai mengalami patah kaki ketika berusaha menyelamatkan anak anjing peliharaannya dari serangan si monyet.

Warga akhirnya meminta bantuan tim jagawana untuk memburu monyet tersebut. Ulah si monyet dianggap keterlaluan, karena dia sempat juga menyerang bocah SD yang hendak berangkat sekolah. Petugas taman nasional menyatakan ada dua monyet yang telah mereka tangkap, sebagai tersangka kasus serangan beruntun ini.

“Dua monyet yang kami duga terlibat penyerangan ratusan anak anjing sudah ditangkap oleh tim Jagawana Nagpur,” kata Sachin Kand, Kepala Dinas Lingkungan setempat, saat dikonfirmasi ANI. “Dua monyet itu sedang menjalani rehabilitasi terlebih dulu, sebelum nanti dilepas ke hutan di kawasan lain.” 

Kasus unik ini memicu maraknya meme di kalangan pengguna Twitter India, ditandai dengan tagar #MonkeyVsDoge. Beberapa pengguna medsos sampai membuat kubu masing-masing, mendukung monyet ataupun anjing.

Peneliti monyet menilai rumor yang beredar, bahwa monyet tersebut menyerang anjing akibat dendam, cenderung tidak berdasar. Memang pernah ada kasus yang ditemukan ilmuwan, mengenai monyet yang berusaha “membalas dendam” perilaku binatang lain. Namun dalam kasus di Desa Lavul, belum ditemukan bukti memadai untuk sampai pada kesimpulan tersebut.

“Pemikiran macam itu dipicu oleh sentimen melekatkan perilaku manusia pada binatang liar. Padahal binatang memiliki alasan sendiri ketika berperilaku agresif,” ujar Sumanth Bindumadhav, peneliti di Humane Society International India, saat dikonfirmasi VICE World News. 

“Saya pikir tidak adil bila warga langsung mencap monyet itu membenci anjing, tanpa dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim yang kompeten. Selepas penangkapan, jagawana harus berusaha mencari tahu kenapa sampai ada monyet yang aktif menyerang anjing,” imbuhnya.

Follow Rimal Farrukh di Twitter.