EXPRESI.co, BALIKPAPAN – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyebut digitalisasi menjadi senjata utama dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD). Menurutnya, penerapan sistem digital terbukti mampu menyederhanakan proses, sekaligus meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengelolaan keuangan daerah.

“Digitalisasi meningkatkan kepatuhan wajib pajak karena prosesnya lebih mudah dan transparan. Ini berdampak langsung pada penerimaan pajak dan retribusi,” ujar Seno Aji saat membuka Evaluasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan Rakor Retribusi Daerah 2025, pekan ini.

Wagub juga menyoroti manfaat transformasi digital yang mampu menekan biaya administrasi, mempercepat proses pemungutan, serta meminimalkan kebocoran penerimaan.

Prestasi Kalimantan Timur dalam penerapan ETPD pun tak luput dari sorotan. Berdasarkan penilaian Satuan Tugas P2DD Kemenko Perekonomian, Kaltim menempati posisi kedua terbaik se-Regional Kalimantan.

“Ini hasil kerja kolektif kita semua. Tapi jangan puas dulu. Kita harus terus berinovasi dan meningkatkan kualitas digitalisasi, baik di sisi pendapatan maupun belanja daerah,” tegasnya.

Ia menambahkan, kesuksesan digitalisasi tak hanya bergantung pada sistem dan teknologi, tetapi juga membutuhkan perubahan mindset, budaya kerja, serta kolaborasi antar-instansi.

“Kita butuh roadmap TP2DD yang konkret, terukur, dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” imbuhnya.

Seno Aji juga menginstruksikan seluruh OPD agar memperkuat komitmen dalam penerapan digitalisasi, baik pada sistem pembayaran pajak dan retribusi, maupun manajemen internal.

“Capaian ini adalah pijakan, bukan puncak. Kita harus pastikan semua proses berjalan secara digital, transparan, dan akuntabel,” tandasnya. (*)