EXPRESI.co, BONTANGDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang melakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara dengan pemeriksaan IVA test dan Sadanis pada Sabtu (20/7/2024) di Kelurahan Gunung Elai.

Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe melalui Ketua Tim Kerja bidang pengendalian penyakit tidak menular (PTM) Andriana Ratna Ningrum mengatakan pemeriksaan ini sebagai upaya mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat.

Karena kata Andriana, ada banyak perempuan yang malu bahkan tidak peduli untuk memeriksakan dirinya. Padahal penyakit ini sangat berbahaya.

Bidang pengendalian PTM Dinkes Bontang, Desi dan Andriana (dok: expresi)
Bidang pengendalian PTM Dinkes Bontang, Desi dan Andriana (dok: expresi)

“Kami di Dinkes itu ada program periksaan kanker. Salah satunya yang jadi sorotan itu adalah kanker serviks dan payudara karena memang itu yang paling banyak diderita oleh perempuan,” ucapnya saat ditemui.

“Jadi ini untuk mendekatkan masyarakat dalam melakukan pemeriksaan. Mengingat yang diperiksa itu area sensitif. Dan tidak semua perempuan itu care pemeriksaan diri,” sambungnya.

Sebenarnya program ini sudah ada di puskesmas. Bahkan, gratis. Tapi lagi-lagi kendalanya adalah rasa malu perempuan untuk memeriksakan diri. Karena memang yang diperiksa adalah area paling sensitif.

“Biasanya teman-teman di puskesmas melakukan kegiatan ini. Tapi banyak yang sungkan, ndak pede, karena yang diperiksa itu area sensitif. Karena itu kami dekatkan ke warga langsung,” bebernya.

Dia mengatakan perempuan yang daftar untuk melakukan pemeriksaan itu ratusan. Namun yang datang hanya puluhan orang. Kendalanya selain karena menstruasi, juga lantaran ada syarat mereka tidak boleh berhubungan suami isteri selama 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan.

“Yang mendaftar melalui link tu banyak. Karena target kita 150 orang. Cuman kan memang ada syaratnya, itu nggak haid dan tidak berhubungan selama 3 hari sebelum periksa,” ucapnya.

“Saya lihat yang nggak datang karena itu waktu haidnya. Jadi meski belum menstruasi sepenuhanya, tapi kalau ada ketempelan darahnya, itu ndak bisa diperiksa,” sambungnya.

Meski begitu dia mengatakan bahwa Dinkes mengapresiasi mereka yang sudah punya niat memeriksakan dirinya.

“Tapi yaa kita apresiasi yang daftar ini 150 orang. Ini kemarin periksanya udah beberapa tempat. Dan ini yang terakhir untuk Dinkes. Ke depannya kembali dilakukan di Puskesmas,” tuturnya.

Salah satu warga yang datang memeriksa mengaku sadar akan bahaya kanker ini. Untuk itu dia rutin melakukan pemeriksaan.

“Resiko rentannya perempuan itu kanker serviks dan payudara. Makanya saya setelah menikah saya sering ikut pemeriksaan ini. Untuk jaga-jaga aja sih,” katanya.

“Alhamdulillah hasilnya normal. Legah. Ndak ada pikiran kemana-mana. Pada awalnya memang yaa agak lain karena yang lihat selain suami. Tapi namanya ingin lindungi kesehatan yaa harus diperiksa gitu,” ucapnya. (Adv)