EXPRESI.co, BONTANG — Badan Narkotika Nasional (BNN) Bontang gelar rapat kordinasi gabungan bersama PT Laut Bontang Lestari (LBB) Kamis, 16 Oktober 2025.
Hadir PT Pelni, Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), dan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM).
Rapat juga dihadiri pihak Polisi Perairan (Polair), Tentara Angkatan Laut, Polres, Polsek Bontang Utara, dan Resnarkoba.
Di dalam forum itu, Direktur PT LBB, Haryadi meminta harus ada kedepankan bersama.
“Kita harus sepakati bersama, laut perairan Bontang diupayakan bebas dari narkoba,” tandasnya.
Haryadi mengaku adanya indikasi peredaran narkoba di berbagai pelabuhan lainnya.
Dia mengajak untuk menyatukan persepsi, menyusun langkah-langkah dan mencegah barang terlarang ini masuk ke Bontang.
PT LBB menegaskan pihaknya tidak akan pernah menghendaki Pelabuhan Loktuan jadi pintu masuk peredaran narkoba.
“Kami tidak mungkin melakukan pengawasan sendirian tanpa bantuan pihak terkait,” pintanya.
Dalam Rapat kordinasi gabungan tersebut, BNN Bontang meminta pihak yang hadir memberikan usulan dan pendapatnya.
Hasilnya, anggota rapat menyepakati pembuatan surat rekomendasi kebijakan yang difasilitai BNN Bontang untuk diserahkan kepada Wali Kota Bontang, Neni Moernaeni.
Rapat kordinasi gabungan menghasilkan 10 poin rekomendasi:
1. Menerapkan aturan syarat untuk membuat surat pernyataan mengenai isi barang bawaan.
2. Pengadaan teknologi canggih scanner konteiner, X-Ray, metal detektor.
3. Pemerintah Kota (Pemkot) menyelediki peredaran gelap narkotika
4. Membatasi akses pihak yang tidak berepentingan di wilayah pelabuhan kapal
5. Melakukan edukasi khusus untuk operator teknis mengenali barang-barang narkotika
6. Melakukan penyuluhan buruh mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika
7. Pengadaan tes urin dan melakukan tes untuk personel terkit secar rutin.
8. Melakukan pembentukan tim khusus lintas sektor yang berkolborasi dalam pengawasan peredaran narkoba.
9. Pengadaan CCTV di berbagi titik lokasi strategis.
10. Melakukan pembentukan Satuan Tugas (Satgas)
Kepala BNN Wilayah Bontang, Lulyana Ramdani mengatakan untuk pengadaan teknologi alat meta detektor sebagai langkah awal.
Sebab untuk alat teknologi X-Rey membutuhkan tenaga lListrik besar, sehingga perlu menambah daya watt-nya.
Sementara itu, untuk pelatihan SDM akan dimasukkan dalam rencana aksi daerah yang akan digelar pada Januari 2026.
“Kita akan mengundang lagi di antara bulan Januari sampai Maret,” imbuhnya. (Labib)

Tinggalkan Balasan