EXPRESI.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa fenomena La Nina diperkirakan akan mulai muncul pada Agustus 2024.
La Nina adalah fenomena alami yang terjadi secara periodik di Samudera Pasifik dan berdampak pada suhu muka laut serta pola cuaca global.
Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari, menjelaskan bahwa La Nina menyebabkan penurunan suhu muka laut di Samudera Pasifik, yang kemudian memengaruhi suhu udara dan meningkatkan curah hujan.
“La Nina mengakibatkan peningkatan angin timuran lembap yang membawa uap air ke Indonesia, memicu pembentukan awan dan potensi hujan yang lebih tinggi dari biasanya,” ujar Supari.
Fenomena ini menandai berakhirnya El Nino dan diprediksi berada pada intensitas lemah. Meskipun peluang terjadinya La Nina tidak mencapai 80 persen, dampaknya akan dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia, kecuali Sumatera bagian tengah dan utara.
Curah hujan diperkirakan akan meningkat 10 hingga 40 persen di atas normal, dengan musim kemarau menjadi sedikit lebih basah dari biasanya.
Dampak La Nina bisa termasuk potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin kencang, dan badai tropis.
Meskipun intensitasnya diperkirakan lemah, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk waspada, terutama karena curah hujan yang meningkat dapat berdampak pada sektor pertanian dan perkebunan.
BMKG akan terus memantau perkembangan fenomena ini dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat. (*)
