EXPRESI.co, BONTANG — Polres Bontang dicibir netizen di berbagai platform media sosial lantaran tak mampu mengungkap kasus kelas kakap; bandar narkoba.

Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir, Satreskoba Polres Bontang mengungkap berbagai kasus narkoba, namun tangkapannya kelas teri.

Kenyataan itu dianggap sebagai upaya pihak kepolisian menyembunyikan fakta yang sebenarnya: bahwa bandar narkoba dibiarkan begitu saja.

Menanggapi tuduhan itu, Kasat Resnarkoba Polres Bontang, AKP Rihard Nixon menimpali. Dia mengaku bahwa pihaknya kesulitan mengungkap bandar narkoba dengan alasan terputusnya rantai informasi.

“Kadang yang menjual tidak tahu yang beli siapa, konsumen juga tidak tahu yang jual siapa,” ungkapnya kepada awak media usai menghadiri pemusnahan barang bukti di Kejari Bontang, Rabu, 22 Oktober 2025

Menurutnya, sistem jejak ini menghilangkan rangkaian informasi dalam proses distrubusi pengedaran narkoba. Karena antara satu dengan yang lainnya tidak mengetahui sama seklali.

Dia menuturkan biasanya pengedar hanya meletakkan barangnnya pada titik lokasi tertentu, dan tidak mengenali konsumen atau pembeli.

Begitu pula sebaliknya, konsumen hanya mengambil barang tersebut di lokasi yang disepakati tanpa mengenali pengedarnya.

“Jadi kalau dianggap karena melindungi bandar, kalau soal ini saya tidak ada urusan,” tukasnya.

Dia juga mengaku keterbatasan teknologi dan informai membuat pihaknya kesulitan mengungkap jaringan pengedaran narkoba sampai pada bandar besarnya.

Selain itu, dia juga bilang bahwa Resnarkoba memiliki keterbatasan dalam melakukan sosialisasi untuk masyarakat mengenai narkoba, karena tidak adanya anggaran khusus.

“Makanya selalu kami berkolaborasi dengan pihak terkait untuk melakukan sosialisasi,” imbuhnya. (Labib)