EXPRESI.co, BONTANG – Seorang ayah berinisial FD diduga telah mencabuli darah dagingnya sendiri. Warga Sidoarjo, Jawa Timur itu telah melakukan perbuataanya selama bertahun-tahun.
Kasus tersebut diungkapkan kuasa hukum korban, Febri Kurniawan Pikulun. Peristiwa ini mulai dialami kliennya di suatu malam pada 2017. Saat itu korban masih berusia 12 tahun.
“Pencabulan itu dilakukan sejak korban berumur 12 tahun, dan berlangsung selama bertahun-tahun,” kata Febri, Jumat (4/6/2021).
Ia mengatakan hal ini bermula saat korban sehari-hari tidur bersama kedua orang tuanya. Di tengah malam, saat ibu korban terlelap, FD kemudian berpindah ke sebelah korban dan mulai menggerayangi tubuh putrinya.
“Lalu saat tengah malam, FD melakukan aksinya, meraba tubuh korban,” ucapnya.
Tak berhenti di situ, pelaku yang sehari-harinya menganggur kerap memanfaatkan kondisi rumah yang sepi karena ditinggal istri bekerja, untuk menyetubuhi korban.
“FD sering memaksa korban melakukan hubungan suami istri saat ditinggal istrinya bekerja,” ucapnya.
Kejadian pahit itu kemudian disimpan korban dalam-dalam. Ia takut, melaporkan ayahnya karena mendapat ancaman akan dibunuh.
Salah seorang kuasa hukum korban lainnya May Cendy Aninditya menambahkan, selama ini korban tidak berdaya karena mendapatkan ancaman dari pelaku.
“Pelaku mengancam anaknya, jika dia tidak mau melayani ayahnya dia akan dibunuh, adik dan ibu kandungnya juga akan dibunuh,” ucapnya.
Kejadian ini baru terungkap empat tahun kemudian, usai korban, mendapatkan motivasi dari teman kerjanya. Korban kemudian dipertemukan dengan May dan Febri.
“Dia dapat motivasi dari teman kerjanya untuk melaporkan tindakan asusila yang dilakukan oleh orang tuanya itu,” ujar dia.
Dengan didampingi kuasa hukumnya, korban lalu melaporkan kasus ini ke Mapolda Jatim, 4 Mei 2021 lalu, dan diterima dengan nomor laporan LP-B/277/V/RES.1.24/2021/UM/SPKT. Sebulan berselang, FD kemudian ditangkap oleh penyidik Ditreskrimum Polda Jatim.
May menyebut pihaknya akan terus mengawal kasus ini, dan memastikan korban mendapatkan keadilan. Seiring dengan itu, pihaknya juga akan mencari pendampingan psikologis untuk korban yang tengah trauma.
“Kami fokus pada pemulihan psikologis. Korban sangat traumatis, habis ini kami rencananya akan mendatangkan psikolog untuk memulihkan psikologi korban,” ujar dia.
Sumber : CNNIndonesia.com
Tinggalkan Balasan