EXPRESI.co, BONTANG – Taiwan menyiagakan sistem pertahanan rudal setelah 30 jet tempur China memasuki wilayah mereka dalam beberapa hari terakhir.
Sepuluh pesawat militer China dilaporkan memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Senin (29/3). Sementara 20 jet tempur China memasuki wilayah Taiwan pada Jumat.
Seperti dikutip dari Reuters, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sepuluh pesawat China terdiri dari delapan pesawat tempur dan dua pesawat pengintai terbang di sekitar Taiwan selatan dan ke Pasifik.
Angkatan udara Taiwan mengerahkan rudal untuk “memantau” serangan itu. Ia juga mengatakan bahwa pesawatnya memperingatkan pesawat China melalui radio.
Insiden itu semakin meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan yang sensitif.
Sepuluh tempur China itu memasuki Taiwan ketika Presiden Palau Surangel Whipps Jr tengah berkunjung.
Palau merupakan satu dari hanya 15 negara yang mempertahankan hubungan formal dengan Taipei.
Whipps mengatakan tidak ada yang bisa mendikte dengan siapa negaranya berteman.
“Saya katakan jika Anda menjalin hubungan, saya menggunakan contoh ini, Anda tidak memukul istri Anda untuk membuat mereka mencintai Anda,” katanya.
Selama ini, China menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang lantaran berkeras ingin memerdekakan diri sebagai negara berdaulat.
Relasi China dan Taiwan juga terus memburuk setelah Taipei dipimpin oleh Presiden Tsai Ing-wen.
Ia merupakan Presiden Taiwan yang pro-demokrasi. Sejak memimpin pada 2016, Tsai terus berupaya mencari pengakuan internasional bagi Taiwan, termasuk dengan mendekatkan diri ke Amerika Serikat.
Namun, Presiden China, Xi Jinping, berkeras tidak akan membiarkan Taiwan merdeka. Ia bahkan bersumpah akan melakukan segala cara, termasuk perang militer untuk mempertahankan Taiwan.
AS mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979. Meski begitu, AS tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting bagi Taiwan di bawah perjanjian Taiwan Relations Act.