EXPRESI.co, BONTANG – Selama momen libur Idul Fitri, mulai H-7 sampai H+7 sejumlah tempat wisata di Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) akan ditutup. Terutama wisata pantai yang kerap ramai pengunjung tiap liburan.

Menurut Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, presiden Joko Widodo mengapresiasi penutupan tempat wisata ini. Pasalnya di sejumlah wisata di Pulau Jawa padat dan diserbu para pengunjung. Pada akhirnya penerapan protokol kesehatan jadi tak maksimal.

“Presiden mengatakan penutupan ini sangat baik. Presiden juga mengingatkan empat indikator kasus di Balikpapan. Kita diminta hati-hati karena angka kematian masih tinggi,” ungkap Rizal dalam press rilis kasus COVID-19 Balikpapan, Senin (17/5).

Sebagai catatan, angka kematian COVID-19 di Balikpapan masih 35 persen di atas target pemerintah persentasenya di bawah 30 persen. Demikian pun tingkat keterisian pasien rumah sakit dan ICU yang cukup tinggi.

Penutupan tempat wisata ini selanjutnya berpotensi diperpanjang. Ini disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Zulkifli. Ia mengungkapkan, pelaksanaan PPKM Mikro sudah masuk di jilid VI yang berakhir 23 Mei. Nantinya akan dievaluasi apakah akan dilakukan perpanjangan kembali.

“Penutupan wisata memang berakhir di tanggal 16. Tapi kami evaluasi lagi. Karena tanggal 26 akan ada libur lagi perayaan Waisak. Sesuai arahan presiden, secara nasional zonasi oranye wisata harus ditutup,” bebernya.

Berkaitan dengan momen lebaran ini, pengawasan juga menyasar tempat berpotensi kerumunan. Misalnya di rumah makan atau kafe. Satgas Balikpapan juga akan memperketat pengawasan di warung-warung atau kafe.

Akan dipertegas jika ditemukan ada yang buka melewati batas jam malam. “Kalau bandel buka akan ditutup sementara tiga hari. Kami akan police line,” jelasnya.

Meski ada larangan mudik, kenyataannya masih ada masyarakat yang tetap nekat. Pemerintah daerah akan mengantisipasi kemungkinan timbulnya klaster arus mudik lebaran ini.

“Kami sepakat akan kami perkuat satgas di PPKM Mikro tingkat RT. Kami minta benar-benar menjalankan tugasnya dikawal Satgas Kelurahan dan Kecamatan,” terang Rizal Effendi lagi.

Ada dua sasaran. Pertama warga setempat yang terlanjur mudik. Kedua pendatang baru yang akan tinggal di Balikpapan karena itu, terutama di pelabuhan laut akan ada pintu khusus warga Balikpapan dan pendatang.

“Akan dilakukan rapid antigen. Kalau lolos di pelabuhan maka akan kan dicegat di PPKM Mikro. Jadi sebelum masuk rumah akan diminta. Kalau belum ada surat hasil antigen akan dirapid,” terangnya.

Jika nanti reaktif maka mereka tak boleh masuk rumah. Selanjutnya akan diisolasi menggunakan rumah isolasi RT atau di Embarkasi Haji.

Dilanjutkannya, untuk para pendatang ini akan berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Karena, meskipun sudah tes antigen dan negatif, bisa saja masih dalam masa inkubasi virus.

“Baru ketahuan sepekan atau dua pekan kan. Selama itu akan kami kenakan status ODP. Pemantauan akan kami serahkan ke PPKM Mikro,” ungkapnya.

Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, pada hari ini, Senin, 17 Mei ada penambahan 25 kasus positif baru. Rinciannya, 16 orang bergejala, yang mana empat di antaranya dari luar daerah.

Dua kasus adalah perluasan tracing kontak, dua riwayat pelaku perjalanan luar daerah, dan dua orang tanpa gejala (OTG).

Selesai dirawat dan isolasi ada 31 kasus. Untuk kasus meninggal tidak ada. “Titik terendah kasus kita yakni saat hari raya, 13 Mei lalu. Angka keterisian tempat tidur perawatan COVID-19 juga turun,” sebutnya.

Saat itu ada 43 unit tempat tidur terisi. Namun per hari ini ada kenaikan 29 pasien. Jadi ada 72 tempat tidur terisi. ICU terisi 12 di hari raya. Kini sudah bertambah 9 pasien. Jadi ada 21 yang dirawat di ICU.

“Kasus menonjol masih Graha Indah. Walau 3 rumah sudah selesai isolasi. Tapi masih ada 5 rumah. Jadi masih zona oranye. Lalu ada juga klaster dari kru kapal dari pengangkut CPO,” bebernya. (*)

Sumber: Pranala.co

Editor: Bagoez Ankara