Kota Tua Teluk Bayur Bakal Diresmikan Jadi Destinasi Wisata

Redaksi

Studi tour Kepala Bidang Bina Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, bersama rombongan di Museum Batubara, Bukit Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pekan lalu. (Hms)

EXPRESI.co, TANJUNG REDEB – Dalam rangka mempersiapkan peresmian Kota Tua Teluk Bayur sebagai destinasi wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau melaksanakan studi tour ke Museum Batubara, Bukit Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pekan lalu.

Kepala Bidang Bina Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir kebutuhan destinasi wisata di wilayah perkotaan merupakan tantangan tersendiri, sebab harus menciptakan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung.

Berau yang memiliki berbagai macam destinasi bahari mampu mendatangkan pengunjung yang beragam, namun, sejauh ini destinasi wisata di kawasan perkotaan jumlahnya terbatas. Pengunjung punya pilihan kala pulang berwisata.

“Wisatawan itu banyak yang langsung pulang Kalau sudah di kota. Tidak berbelanja dan berwisata dulu di kawasan perkotaan,” ujar Samsiah.

Samsiah mengungkapkan, berkaca dari Enim, beberapa pengetahuan baru soal pengelolaan destinasi buatan. Di lokasi tersebut, memberikan informasi melalui fasilitas digital yang dapat diakses semua usia. Pertukaran informasi lewat digital dianggap ampuh dalam menarik minat anak-anak hingga orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan saat berwisata.

Selain itu, di Museum Batubara Tanjung Enim, menawarkan wisata buatan. Mulai dari pengalaman menggunakan kereta bawah tanah yang pada zaman dahulu digunakan untuk mengangkut hasil batubara, kemudian wisata air dengan perahu di danau, bangunan tematik, dan banyak lagi tawaran wisata lainnya dalam satu lokasi seluas 4,5 hektare.

BACA JUGA:  Destinasi Wisata Alam Kutai Timur, Dari Keindahan Pantai, Hutan dan Goa

“Banyak pelajaran yang kami ambil. Semoga di Berau bisa lebih baik dengan ide yang dimodifikasi,” harapnya.

Samsiah pun membeberkan proyeksi pembuatan model destinasi Kota Tua Teluk Bayur. Wisata tersebut dikemas dalam perjalanan satu hari atau dalam istilah modern disebut ‘one day tour’.

Mulanya, wisatawan bakal memasuki gapura yang bertuliskan Kawasan Kota Tua Teluk Bayur. Kemudian melintasi landmark Teluk Bayur, kepala gerbong, spot photo, dan alun-alun.

Selanjutnya menuju Museum Si Raja yang dilengkapi benda bersejarah yang dapat didokumentasikan wisatawan. Lalu menuju gedung film. Dimana, wisatawan dapat menonton pemutaran film dokumenter sejarah. Kemudian teater tari dan drama atau pertunjukan budaya yang melibatkan pengunjung.

Setelah itu, pengunjung melakukan perjalanan melewati pasar yang saat ini sedang direvitalisasi oleh DPUPR Berau agar lebih rapi dan memiliki nilai estetika. Sebab di pasar tersebut terdapat struktur bangunan bangunan belanda.

BACA JUGA:  Hadapi Bontang Pasca Migas, Basri Sebut Pariwisata Jadi Harapan Pendongkrak PAD

Wisatawan pun melanjutkan perjalanan menuju Stainkollen Mascaphy Prapatan, kemudian melakukan wisata religi di Masjid Baitul Makmur. Selama perjalanan itu, pengunjung bakal mendapatkan cerita sejarah tentang bangunan peninggalan Belanda dan kehidupan Belanda pada masa tambang dilengkapi dengan bukti bangunan kantor pos, sekolahan dan bangunan gedung kecamatan.

Selanjutnya, memasuki museum tambang batubara di gedung kamar bola. Melalui jalur yang berada di sekitar bangun Sekolah Dasar (SD) yang bakal direlokasi.

Di museum tambang akan disiapkan jalur parkiran, kantor pengelola dan kuliner jadul, serta hasil kerajinan karya UKM lokal.

Samsiah menyebut, bila kekayaan peninggalan sejarah penjajahan Belanda di Berau lebih terjaga keasliannya, seperti bangunan hingga alat yang ada. Sehingga di lokasi tersebut memiliki culture heritage alias cagar budaya yang dapat dilestarikan dan dijadikan bagian dari destinasi wisata Kota Tua Teluk Bayur.

“Di Kawasan Kota Tua Teluk Bayur banyak cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan,” kata Samsiah. (ADV)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Tags

Ads - Before Footer