Kisah Catur dan Yayasan Monamas; Anak Muda yang Konsen Jaga Eksistensi Sekolah Tertua di Kota Bontang

Admin

EXPRESI.co, BONTANG – Pria berusia 25 tahun itu terlihat mondar – mandir di dalam rumahnya. Dahinya sedikit mengkerut saat dokumen lama yang ia cari tak kunjung ketemu. Beberapa laci tempat penyimpanan file tak luput darinya. Berkas – berkas lama serta foto lawas Yayasan Monamas yang dia cari. Sebuah yayasan sekolah terlama di Kota Bontang.

Malam itu si-empunya rumah cukup ramah menyambut awak redaksi expresi. Matanya sedikit berbinar tatkala obrolan wawancara mulai dibuka. Catur Ramadhan Monamas Saputra. Putra bungsu dari Nasir Makkaraka yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Monamas.

“Jadi dulu itu hanya ada tiga kelas, itu pun hanya kelas yang terbuat dari kayu,” kata pria kelahiran 18 Februari itu sembari mengingat-ingat.

Yayasan monamas kata dia, adalah salah satu yayasan sekolah jenjang pendidikan SMP dan SMA tertua di Kota Bontang. Alumnus S1 Ilmu Pemerintahan Universitas Mulawarman ini mengatakan, SMP YKP Monamas pertama kali didirikan pada tahun 1977 oleh Nasir Makkaraka salah satu tokoh pendidikan di Kota Bontang.

Awalnya, SMP YKP Monamas di Jalan Parikesit. Namun, pada tahun 1980 pindah ke Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-api, Kecamatan Bontang Utara, bersamaan dengan didirikannya SMA YKP Monamas.

Catur mengatakan, nama Monamas diambil dari nama 3 orang yang berbeda. Yakni, Mohammad Nasir yang tak lain adalah nama pendirinya. Nama kedua adalah Makkaraka adalah kakek Catur. Dan terakhir adalah Seman yang merupakan kakek buyut dari Catur.

“Dari awal berdiri sampai saat ini Sekolah Monamas memiliki sederet sejarah prestasi. Salah satunya adalah banyaknya melahirkan tokoh dan atlet yang menjadi lulusannya, diantaranya mantan pemain sepakbola Timnas Indonesia, Bima Sakti, mantan Rektor Universitas Hasanuddin Prof DR Bahri dan banyak lagi,” ungkap pria yang juga karyawan PT. Pupuk Kaltim ini.

Catur sadar, menjadi ketua yayasan diusianya yang tergolong masih muda bukanlah perkara mudah. Ada banyak hal yang harus dia lanjutkan. Yakni, menjaga eksistensi dengan prestasi.

Sejak 2016 amanah ketua yayasan ia emban. Dalam perjalanannya lima tahun mengelolah sekolah, banyak rintangan yang dihadapinya.

“Tentunya banyak rintangan, selain usia saya yang msih sangat muda dan harus memimpin orang yang lama didunia pendidikan, tentunya saya harus beradaptasi lebih dulu,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua KNPI Kota Bontang ini.

Kata dia, dari awal berdiri sampai tahun 2000-an, Sekolah Monamas akan konsisten menjadi sekolah pencetak atlet untuk Kota Bontang.

Sekolah ini sempat mengalami pasang surut prestasi. Alasannya klasik. Yakni soal anggaran. Kata pria yang juga aktif di dunia organisasi itu jika diawal dia memimpin dirinya sempat mengalami krisis anggaran.

“Kami ini kan dapat bantuan pemerintah dan jumlah bantuan berdasarkan jumlah siswa. Sempat awal saya masuk siswa baru yang mendaftar kurang dari biasanya jadi kita kekurangan anggaran juga. Waktu itu sempat kami memakai dana pribadi agar tetap bisa berjalan,” jelas Catur.

“Saya mulai lakukan perubahan, mulai dari penerimaan siswa baru, seperti publikasi dan lakukan pendekatan kepada calon murid dan orangtuanya,” sambungnya.

Namun dia tetap optimis. Sekolah Monamas akan survive. Dia pun sudah mengikrarkan diri untuk terus berjuang di dunia pendidikan. “Semangat saya bukan hanya memajukan Monamas. Tapi Pendidikan secara umum. Sebagai generasi muda, saya rasa itu menjadi tanggungjawab yang harus diemban,” pungkasnya. (*)

Penulis: Alfiandi Ahdar
Editor : Faisal

 

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

Ads - Before Footer