EXPRSI.co, BONTANG – Di tengah masa pandemi ini, tentunya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Karena itu, membaca buku menjadi aktivitas bermanfaat yang dapat dilakukan untuk membunuh kebosanan di rumah, memperluas wawasan, sekaligus merangsang pikiran dan kreativitas.
Membaca buku juga diyakini menjadi indikator paling berpengaruh terhadap kesuksesan seorang anak di masa depan, lebih penting dari kondisi ekonomi keluarga dan latar belakang pendidikan orang tua. Bahkan bilas dapat merasakan kenikmatan membaca, maka kegiatan tersebut bisa menjadi hiburan tersendiri di tengah berbagai pembatasan aktivitas di luar rumah.
Mengingat pentingnya buku dalam kehidupan, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia atau lebih tepatnya adalah Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia sebagai perayaan buku dan membaca sedunia. Peringatan tersebut ditandai di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
UNESCO menetapkan Hari Buku Sedunia pada 23 April 1995 sebagai penghormatan terhadap beberapa penulis dunia seperti William Shakespeare, Miguel de Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega yang meninggal pada 23 April.
Hari Buku Sedunia pertama di Inggris dan Irlandia berlangsung pada tahun 1997 untuk mendorong kaum muda menemukan kesenangan membaca. Perayaan ini kemudian berlangsung di seluruh dunia untuk mengenali cakupan buku sebagai penghubung antara masa lalu dan masa depan, jembatan antar generasi dan lintas budaya.
Pada Hari Buku Sedunia, biasanya UNESCO akan memilih World Book Capital selama satu tahun untuk mempertahankan perayaan buku dan membaca. Di tahun ini, kota Tbilisi yang merupakan Ibukota negara Georgia terpilih menjadi World Book Capital 2021. Ibukota yang telah terpilih akan melakukan promosi buku dan membaca melalui berbagai aktivitas sepanjang tahun.
Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia belum pernah terpilih sebagai World Book Capital oleh UNESCO. Jadi, apa itu artinya minat baca dan gerakan literasi di Indonesia masih rendah? Mungkin saja itu benar adanya. Namun demikian tak perlu berkecil hati. Hari Buku Sedunia sejatinya bukanlah ajang unjuk gigi Ibukota negara semata, melainkan bertujuan menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap pentingnya aktivitas membaca.
Kemendikbud melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa juga telah menginisiasi Gerakan Literasi Nasional untuk memperkuat sinergi antar unit utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia.
Kemendikbud juga bekerjasama dengan pemerintahan daerah untuk mengupayakan kemudahan akses terhadap bahan bacaan melalui berbagai transformasi layanan digital, sehingga bisa mengakses banyak sekali buku elektronik dari berbagai kategori. Dengan adanya kemudahan tersebut, tidak ada alasan lagi bagi Sobat SMP untuk malas membaca buku. Jadi, sudah paham kan pentingnya membaca bagi kehidupan? Yuk, kita rayakan Hari Buku Sedunia dengan membaca buku cukup dari rumah!