EXPRESI.co, BONTANG – Pariwisata menjadi salah satu harapan pemerintah Kota Bontang dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) selain dana bagi hasil (DBH).
Apalagi, menghadapi Bontang pasca migas dan banyaknya destinasi wisata yang ada di Bontang, diharapkan untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Wali Kota Bontang Basri Rase, mengatakan, akan ada persoalan yang dihadapi Bontang, terutama dengan akan habisnya LNG (Liquid Natural Gas) Bontang di tahun 2028 mendatang.
“Tentu akan menjadi persoalan besar jika LNG Bontang tahun 2028 akan stop produksi, karena bahan bakunya tidak ada. Untuk itu Pemkot Bontang akan berusaha mencari jalan yang terbaik, sehingga masyarakat yang ada di Bontang tetap bisa hidup sejahtera,” kata Basri.
Wali Kota Basri pun mengatakan akan segera mengantisipasi persoalan yang akan dihadapi Bontang. Sebab, jika tidak segera diantisipasi, akan mirip pada persoalan yang terjadi di Arun Aceh.
“Ketika LNG Arun di Aceh stop produksi, maka hidup kehidupan masyarakat di Arun Aceh bisa dibilang jauh dari sejahtera, maka dari itu sebagai wali kota Bontang, saya tidak ingin masyarakat Bontang mengalami hal yang sama dengan yang terjadi di Arun Aceh tersebut, ” ujar Basri.
Basri mengungkapkan, LNG Bontang selama ini menjadi primadona dalam PAD (Pendapatan Asli Daerah) Bontang, dan untuk mengantisipasi persoalan yang cukup krusial tersebut, wali kota Bontang berusaha mencari jalan keluar atau solusi yang lebih baik, salah satu solusi dari beberapa solusi lainnya adalah mengembangkan sektor pariwisata.
Dia bilang, sektor pariwisata akan dibenahi dan dikembangkan. Basri menyebut beberapa daerah wisata yang bisa diandalkan seperti Desa Wisata Malahing yang ada di Bontang Selatan.
“Malahing mempunyai spot-spot yang menarik dan sangat indah. Desa itu merupakan salah satu dari beberapa destinasi wisata yang bisa dikembangkan dan dijadikan obyek wisata untuk menarik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara berkunjung ke Bontang,” ucap dia. (Adv)
