Diskusi Bersama Pemuda, Basri: Anak Muda Harus Berfikir Positif dan Berani Mengambil Keputusan

Redaksi

Pasangan calon Wali Kota Bontang, Basri Rase dan Chusnul Dhihin nomor urut satu saat hadir di acara Titip Temu. (Dok: Expresi)

EXPRESI.co, BONTANG — Pasangan calon Wali Kota Bontang, Basri Rase dan Chusnul Dhihin nomor urut satu, mengajak generasi muda untuk meninggalkan sikap pesimis dan membangun pola pikir yang positif. Hal ini disampaikannya dalam diskusi bersama puluhan pemuda di acara Titip Temu yang digelar di Kedai Hitam Putih, Sabtu (11/10/2024).

Basri Rase merupakan anak dari seorang petani dan nelayan, hampir tak ada yang percaya bahwa pria 52 tahun silam itu dapat menjadi wali kota. “Tidak akan ada akhir kalau kita tidak mulai, tidak akan ada hasil kalau kita tidak berusaha,” kata Basri.

Basri menyoroti bahwa kegagalan sering kali bermula dari pola pikir negatif. Menurutnya, pemuda harus menanamkan sikap optimis, jujur, sabar, dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. “Kita sering lebih banyak berpikir negatif dibandingkan menghargai,” katanya.

Menurutnya, pola pikir adalah hambatan utama bagi pemuda dalam meraih kesuksesan. Dia bilang, sebagai anak muda harus menanamkan mindset selalu berfikir positif. Selain itu, kejujuran, kesabaran dan keihklasan harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita lebih banyak berpikir negatif dibandingkan menghargai,” ucapnya.

BACA JUGA:  Punya Bounty Termahal Saat Ini, Bos Kartel Tak Terkenal asal Guatemala Diburu AS

Basri mengajak generasi muda untuk optimis dan memiliki cita-cita serta rencana yang jelas. “Jika pemuda tidak memiliki tujuan, mereka akan menjadi beban bagi negara dan keluarga,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa mencapai impian tentu memerlukan perjuangan dan banyak rintangan.
Maka itu, Basri menyampaikan pentingnya membangun sinergi dan kolaborasi, sambil mengingatkan bahwa generasi muda zaman dulu meskipun tanpa teknologi digital, mampu menciptakan kerja sama yang luar biasa.

Ia mencontohkan keberhasilannya menyatukan organisasi KNPI Bontang yang sebelumnya terpecah, serta menyelesaikan dualisme di tubuh organisasi Pramuka dan KADIN

Basri menyebut, hal ini merupakan bua dari selalu berfikir positif dan hasil dari sinergi serta kolaborasi. “Dua pemimpin sebelumnya tidak mampu menyelesaikan ini,” ujarnya.

Basri menegaskan komitmennya terhadap pemuda dengan memberi mereka ruang untuk berkarya. Menurutnya, salah satu hambatan pemuda adalah pola pikir yang cenderung negatif. “Kita sering kali melihat keberhasilan orang lain dengan iri dan benci, padahal kita harus belajar menghargai dan bersinergi,” tegasnya.

Salah satu inovasi besar Basri adalah pendirian Rumah Kreatif Milenial (RKM), yang menjadi wadah bagi anak muda untuk berkreativitas dan berinovasi. RKM diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi kreatif di Bontang, dengan 17 subsektor ekonomi kreatif yang nantinya akan berkumpul di sana.

BACA JUGA:  KPU RI Umumkan Nama-nama Komisioner Terpilih, Siapa di Bontang?

Kata Basri, RKM merupakan buah fikir dari anak mudah yang dia terjemahkan dan diseksekusi dalam bentuk program. RKM adalah wadah untuk kaum muda dalam berkreasi.

“Jadi 17 subsektor ekonomi kreatif nanti berkumpul disana. Macam-macam bisa dilakukan nanti disana untuk kemajuan ekonomi kreatif lewat anak muda,” jelasnya.

Basri juga mendorong pemuda untuk tidak hanya fokus mencari pekerjaan, tetapi menciptakan lapangan kerja. “Kita harus merubah mindset. Jadilah bos, pemimpin, bukan pegawai,” katanya.

Lebih lanjut, Basri juga menyoroti pentingnya membentuk pemimpin baru yang bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya menciptakan oligarki yang hanya menguntungkan keluarga sendiri. Contoh ini disampaikan Basri sebagai sinergi dan kolaborasi untuk membangun daerah dan menciptakan generasi penerus untuk kepentingan sebuah bangsa dan negara.

“Pemimpin yang baik adalah yang menciptakan calon-calon pemimpin, bukan hanya membesarkan keluarganya sendiri,” tukasnya. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Tags

Ads - Before Footer