EXPRESI.co, BONTANG – Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menantang Wakil Perdana Menteri Jepang, Taro Aso, untuk meminum limbah tercemar radiasi dari situs nuklir Fukushima.
“Seorang pejabat Jepang mengatakan bahwa tidak apa-apa jika kita meminum air itu, jadi coba tolong minum,” ujar Zhao seperti dikutip kantor berita Kyodo, Rabu (14/4).
Zhao menantang Taro setelah pejabat Jepang itu melontarkan pernyataan kontroversial ketika membela keputusan negaranya untuk membuang limbah Fukushima ke laut. Menurut Taro, limbah itu sudah diproses sehingga aman.
“Saya dengar bahkan tidak apa-apa jika kita meminum air yang sudah diproses itu,” ucap Taro.
Meski Jepang berdalih bahwa limbah itu sudah diproses, Zhao tetap menganggap keputusan Negeri Sakura itu tak memedulikan dampak lingkungan dan “sangat tidak bisa ditoleransi.”
Selain China, keputusan Jepang ini juga menuai kecaman dari sejumlah negara lain, termasuk Korea Selatan. Seoul bahkan berencana menuntut Jepang ke mahkamah internasional terkait keputusan tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat tak menentang keputusan Jepang itu karena dianggap sesuai dengan aturan internasional.
Namun, AS mewanti-wanti Jepang agar terbuka dalam melakukan proses pelepasan limbah tersebut dan selalu menjunjung tinggi aspek keamanan.
“Kami menantikan koordinasi dan komunikasi lanjutan dari pemerintah Jepang sembari mereka memantau efektivitas rencana ini,” demikian pernyataan Kemlu AS seperti dikutip Reuters.
Di sisi lain, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) justru mendukung langkah Jepang. Menurut IAEA, pelepasan air yang tercemar zat radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut sama seperti proses pembuangan limbah pada situs nuklirnya di dunia selama ini.
“Keputusan hari ini oleh Pemerintah Jepang merupakan tonggak penting yang akan membantu membuka jalan bagi kemajuan berkelanjutan dalam penghentian pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi,” kata Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi.
“Kami akan bekerja sama dengan Jepang baik sebelum, selama, dan setelah pembuangan limbah ini.” (*)
Sumber : CNNIndonesia
Editor : Bagoez Ankara