EXPRESI.co, BONTANG – Wawancara kerja merupakan salah satu fase yang mendebarkan dalam proses seleksi pegawai. Jangan terlalu gugup, tapi juga jangan kelewat percaya diri. Ingin tampil biasa saja, namun mungkin sulit karena ada harapan yang begitu tinggi untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
Bagaimana mengatasi rasa grogi saat wawancara kerja? Kuncinya adalah proporsional. Bayangkan kamu adalah pewawancara. Apa kira-kira yang mereka ingin ketahui dari si pelamar. Maka, gambarkan dirimu dalam sebuah rangkaian kata yang pas dan memikat.
Mengutip dari cantika.com, Senior Trainer Dale Carnegie Training, Maria Shanti mengatakan salah satu trik untuk mengetasi gugup saat wawancara kerja adalah dengan bercerita. “Bercerita mampu membuat kita meyakinkan dan menghilangkan gugup,” kata Maria.
Ketika pewawancara memintamu untuk menceritakan siapa kamu, maka jangan menyampaikan apa yang sudah tercantum di dalam Curriculum Vitae atau CV.
Tak perlu lagi menyebutkan kamu lulusan mana, fakultas apa, jurusan apa, dan lainnya. “Ketika ditanya, ‘coba ceritakan tentang dirimu’, jangan menyebutkan nama kita. Saya lulusan kampus A, jurusan A. Itu semua sudah ada di CV, mereka bisa membacanya,” kata Maria Shanti.
Cara menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan segala keterampilan dan kemampuan yang pelamar punya. Maria Shanti menyarankan agar pelamar menceritakan kejadian yang dapat diselesaikan selama kuliah.
“Sampaikan saya adalah seorang yang punya keterampilan A, B, C,” ujarnya. “Sebagai contoh, dalam kuliah ketika dosen kami meminta kami melakukan ini, akhirnya saya meminta teman-teman untuk bersama mencoba hal baru hingga akhirnya selesai.”
Cerita yang menunjukan keterampilan dan kemampuan akan membuat pewawancara memiliki gambaran tentang si pelamar. Orang yang mewawancarai juga lebih senang mendengar prestasi yang signifikan.
“Orang lebih senang dengan apa yang kita lakukan dan bagaimana kamu menampilkan bahwa itu adalah personality kamu. Itu membuat mereka lebih tertarik kepadamu,” ujar Maria Shanti.
Sama halnya saat pewawancara bertanya tentang kekurangan dan kelebihan diri. Melalui cerita, kamu tidak menonjolkan kekurangan atau kelebihan, melainkan bagaimana kamu mengatasi kekurangan dan meningkatkan kelebihan atau kemampuan.