HIV Meningkat, Kepala Dinkes Sebut Tidak Semuanya Penduduk Bontang

Redaksi

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang Bahtiar Mabe
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang Bahtiar Mabe (dok.expresi/An)

EXPRESI.co, BONTANG — Kota Tertib, Agamis, Mandiri, Aman, Nyaman, alias Kota Taman, saat ini punya banyak masalah kesehatan. Salah satunya adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang, pengidap HIV dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan.

Sejak 2018, penyakit ganas itu menjangkiti 46 orang. Meningkat jadi 54 di tahun 2019. Namun 2020 mengalami penurunan sedikti, yaitu 44.

2021 kembali mengalami penurunan menjadi 35 kasus. Naik sedikit di 2022 dengan jumlah 38 kasus, dan kembali naik di tahun 2023, mencapai angka 130. Peningkatan ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Mengomentari itu, Kepala Dinkes Bontang Bahtiar Mabe menerangkan bahwa masalah ini bukan hanya masalah petugas kesehatan. Meski begitu, pihaknya komitmen melakukan pengobatan dan pencegahan terkait penyakit ini.

BACA JUGA:  DPK Bontang Raih Peringkat Teratas Nasional dalam Penerapan Aplikasi Srikandi

“Penanganan HIV AIDS itu kan bukan hanya Dinas Kesehatan. Kalau misalnya ada pasien ya pasti kita lakukan pengobatan maksimal. Kita harus lakukan apa yang bisa dilakukan,” ucap Bahtiar saat ditemui, Senin (3/6/2024).

Kadis menerangkan sebagian banyak kasus datang dari luar. Kemudian di Bontang terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan. Ini bukti bahwa petugas kesehatan cepat tanggap dalam menangani masalah ini.

“Kalau pun dikatakan meningkat, tapi tidak terlalu signifikan. Tapi sekali lagi kata orang Bontang itu ‘banyak gulanya’. Sebenarnya kasus-kasus ini tidak didapatkan di Bontang. Tapi orang luar masuk ke Bontang. Lalu di sini dideteksi,” ucapnya.

“Ini bukti respons kita terhadap kesehatan para pendatang itu bagus. Padahal bukan di Bontang sebenarnya. Ada dari Sulawesi, ada dari tempat lain. Naah pekerja-pekerja itu kan banyak di Bontang, biasanya pindah-pindah,” sambungnya.

BACA JUGA:  DPK Bontang Berbagi Kiat Sukses Jalankan Program di Acara Asistensi Program Urusan Perpustakaan

Lebih jauh Kadis menerangkan hal tersebut lebih banyak pada persoalan etika seseorang. Apalagi bagi para pekerja yang berpindah-pindah, bisa lebih rentan.

“Nahhh ini kan persoalan lintas kabupaten. Nginap di luar dan lain-lain. Biasanya karena jauh dari keluarga, misalnya, mereka melakukan hubungan tertentu yang barangkali membuat mereka mengidap itu,” tuturnya terkekeh.

“Jadi masalah etika ini, masalah keimanan juga kan. Sama dengan ODGJ, di Bontang ini sedikit. Tapi karena banyak dari luar, dibawa dari luar, dikirim atau dilepas di sini. Nahh data ODGJ lagi bertambah di Bontang. Nahh kasus ini sebagian hampir sama dengan itu (HIV),” pungkasnya. (An/ADV)

Print Friendly, PDF & Email

Also Read

[addtoany]

Tags

Ads - Before Footer