EXPRESI.co, BONTANG – Persatuan Pengrajin Tahu dan Tempe Kota Bontang (PPTKB) akan gelar aksi mogok produksi tanggal 27-28 Mei mendatang.
Hal tersebut tertuang dalam surat keputusan Surat Keputusan (SK) nomor : 01.004/PPTKB/5/2021 yang diterbitkan, Sabtu 22 Mei 2021.
Ketua PPTKB Ahmad Bukhori membenarkan hal terbut, Dia mengaku surat keputusan tersebut dikeluarkan sebagai bentuk protes dari kenaikan harga kedalai.
Ahmad menjelaskan, semua pemilik pabrik tahu dan tempe di Kota Bontang telah sepakat untum melakukan mogok produksi.
“Kami melakukan pertemuan tadi malam (Jumat (21/5) malam, red) dengan semua pemilik pabrik. Kami bersepakat untuk tidak produksi selama 2 hari,” Jelas Ahmad saat ditemui media Expresi.co di rumahnya, Sabtu (22/5/2021).
Menurut Ahmad, kenaikan harga kedelai bertahap dimulai dari bulan Oktober 2020 lalu. Namun sampai sekarang terus mengalami kenaikan, hingga para pengusaha tahu tempe mengalami kerugian.
Dia menerangkan, dari harga normal kedelai Rp.7.000 per kilogram hingga sekarang terus mengalami kenaikan, hingga mencapai angka Rp.12.000 rupiah per kilogram.
“Awalnya itu 380 ribu rupiah perkarung, sekarang sudah 600 ribu rupiah perkarung. Harga naik terus, kita ini kerja bakti aja mas. Apalagi ada informasi harga masih akan terus naik,” terang Ahmad.
Lebih lanjut ahmad mengungkapkan, saat ini para pengusaha tahu tempe belum menaikkan harga dipasaran, karena menyesuaikan dengan daya beli masyarakat.
Sehingga jika hal ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah, maka para pengusaha tahu dan tempe di Kota Bontang akan mengalami kerugian besar hingga berujung penutupan pabrik.
Selain itu, Ahmad berharap agar pemerintah Kota Bontang membuatkan payung hukum yang memberi perlindungan terhadap para pengusaha tahu dan tempe.
“Selama ini kita tidak diperhatikan, bahkan kami ingin agar pemerintah membuat aturan agar harga kedelai dari luar tidak seenaknya dinaikkan oleh para tengkulak,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Jimmy, salah satu pemilik pabrik tahu dan tampe di Jalan Bulu Tangkis, Kelurahan Gunung Elai.
Jimmy mengatakan, jika harga kedelai terus naik maka akan berimbas pada penutupan pabrik.
Karena menurutnya, dengan harga kedelai sekarang keuntungan yang dia dapat hanya mampu menutupi ongkos operasional.
“Sekarang untung tipis sekali mas, hanya menutupi operasioanal saja,” kata Jimmy. (FN)
Editor : Bagoez Ankara.